TANAMAN AGLAONEMA : Pertumbuhan tanaman sangat tergantung dari perawatan yang diberikan. Perawatan harian untuk bunga aglaonema harus teliti dan seimbang.Tanaman Aglaonema terkadang dapat tumbuh walaupun tanpa dirawat. Namun, penampilan dan pertumbuhan tanaman Aglaonema tersebut tidak akan optimal. Perawatan yang minimal dilakukan yaitu penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama serta penyakit.
Tanaman aglaonema kurang menyukai media yang terlalu basah atau banyak air. Oleh karenanya, perlu diperhatikan frekuensi penyiraman dan drainase. Frekuensi penyiraman yang baik ialah dua atau tiga hari sekali. Jika diantara waktu tersebut lingkungan sangat kering maka dapat dilakukan penyemprotan air yang halus untuk meningkatkan kelembapan.
Usahakan penyiraman merata dari ujung daun sampai media tanam, tetapi jangan terlalu kebanyakan air. Pada saat musim penghujan atau bila menggunakan plastik UV, penyiraman dilakukan bila kelembapan media telah berkurang. Untuk mengetahuinya, masukkan jari tangan ke media tanam.images
Untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, setiap tanaman membutuhkan unsur hara. Unsur hara tersebut terdiri dari unsur hara makro dan mikro. Unsur-unsur makro meliputi hidrogen (H), Karbon (C), Oksigen (O), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), nitrogen (N), dan fosfor (P). Adapun unsur-unsur mikro meliputi tembaga (Cu), besi (Fe), boron (Bo), klor (CI), seng (Zn), mangan (Mn), dan molibdenum (Mo).
Unsur C,H dan O biasanya terdapat dalam jumlah yang cukup, bahkan berlimpah di sekitar tanaman. Ketersediaan unsur lainnya masih terbatas karena hanya terdapat di tanah. Unsur tersebut akan habis diambil tanaman secara terus-menerus. Oleh sebab itu, tanaman perlu diberi zat hara tambahan berupa pupuk.
Pupuk yang biasa dipakai ialah pupuk NPK. Perbandingan ketiga unsur yang baik digunakan ialah 1:1:1 atau 3:2:1. Unsur N diperlukan lebih banyak karena unsur ini merangsang pertumbuhan daun yang sehat dan segar, serta memperbanyak anakan. Unsur P bisa diberikan lebih sedikit karena unsur ini membantu pembentukan akar, bunga, dan biji.
Unsur K diberikan dengan dosis yang cukup. Unsur K berguna memperlancar semua proses yang ada di dalam tanaman dan memperkuat jaringan sehingga tanaman tidak mudah terserang penyakit.
Pupuk NPK diberikan melalui akar sehingga pupuk tersebut akan larut dahulu, lalu diserap akar. Selain melalui akar, pemberian pupuk juga dapat melalui daun. Pupuk tersebut disebut juga pupuk daun. Beberapa keuntungan penggunaan pupuk daun ialah cepat diserap oleh tanaman. Frekuensi penyiraman pupuk daun dapat dilakukan seminggu sekali, setiap bulan, atau dua sampai empat bulan sekali.
Hal ini sangat tergantung pada jenis pupuk yang digunakan dan takarannya. Misalnya, apabila telah menggunakan pupuk lambat larut, pupuk daun dapat diberikan setiap minggu dengan dosis kecil. Satu hal yang juga harus diingat ialah aglaonema bukanlah tanaman yang rakus akan zat hara.
Contoh pupuk yang dapat digunakan yaitu Growmore, Gandasil D, Hyponex, dan Vitabloom. Dosis pemakaian biasanya tertera pada kemnasannya. Selain itu, dapat juga diberi zat perangsang tumbuh agar tanaman mencapai hasil yang optimal, seperti vitamin B1, Naelgro, dan Atonik.
Penyiraman
Tanaman aglaonema kurang menyukai media yang terlalu basah atau banyak air. Oleh karenanya, perlu diperhatikan frekuensi penyiraman dan drainase. Frekuensi penyiraman yang baik ialah dua atau tiga hari sekali. Jika diantara waktu tersebut lingkungan sangat kering maka dapat dilakukan penyemprotan air yang halus untuk meningkatkan kelembapan.
Usahakan penyiraman merata dari ujung daun sampai media tanam, tetapi jangan terlalu kebanyakan air. Pada saat musim penghujan atau bila menggunakan plastik UV, penyiraman dilakukan bila kelembapan media telah berkurang. Untuk mengetahuinya, masukkan jari tangan ke media tanam.images
Pemupukan
Untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, setiap tanaman membutuhkan unsur hara. Unsur hara tersebut terdiri dari unsur hara makro dan mikro. Unsur-unsur makro meliputi hidrogen (H), Karbon (C), Oksigen (O), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), nitrogen (N), dan fosfor (P). Adapun unsur-unsur mikro meliputi tembaga (Cu), besi (Fe), boron (Bo), klor (CI), seng (Zn), mangan (Mn), dan molibdenum (Mo).
Unsur C,H dan O biasanya terdapat dalam jumlah yang cukup, bahkan berlimpah di sekitar tanaman. Ketersediaan unsur lainnya masih terbatas karena hanya terdapat di tanah. Unsur tersebut akan habis diambil tanaman secara terus-menerus. Oleh sebab itu, tanaman perlu diberi zat hara tambahan berupa pupuk.
Pupuk yang biasa dipakai ialah pupuk NPK. Perbandingan ketiga unsur yang baik digunakan ialah 1:1:1 atau 3:2:1. Unsur N diperlukan lebih banyak karena unsur ini merangsang pertumbuhan daun yang sehat dan segar, serta memperbanyak anakan. Unsur P bisa diberikan lebih sedikit karena unsur ini membantu pembentukan akar, bunga, dan biji.
Unsur K diberikan dengan dosis yang cukup. Unsur K berguna memperlancar semua proses yang ada di dalam tanaman dan memperkuat jaringan sehingga tanaman tidak mudah terserang penyakit.
Pupuk NPK diberikan melalui akar sehingga pupuk tersebut akan larut dahulu, lalu diserap akar. Selain melalui akar, pemberian pupuk juga dapat melalui daun. Pupuk tersebut disebut juga pupuk daun. Beberapa keuntungan penggunaan pupuk daun ialah cepat diserap oleh tanaman. Frekuensi penyiraman pupuk daun dapat dilakukan seminggu sekali, setiap bulan, atau dua sampai empat bulan sekali.
Hal ini sangat tergantung pada jenis pupuk yang digunakan dan takarannya. Misalnya, apabila telah menggunakan pupuk lambat larut, pupuk daun dapat diberikan setiap minggu dengan dosis kecil. Satu hal yang juga harus diingat ialah aglaonema bukanlah tanaman yang rakus akan zat hara.
Contoh pupuk yang dapat digunakan yaitu Growmore, Gandasil D, Hyponex, dan Vitabloom. Dosis pemakaian biasanya tertera pada kemnasannya. Selain itu, dapat juga diberi zat perangsang tumbuh agar tanaman mencapai hasil yang optimal, seperti vitamin B1, Naelgro, dan Atonik.
Repotting
Dengan perawatan yang baik, tanaman akan tumbuh dengan subur. Ukuran pot pun menjadi tidak seimbang dengan besarnya tanaman. Oleh karena itu, tanaman perlu dipindahkan ke pot yang lebih besar atau dipisahkan menjadi beberapa tanaman. Apabila akan dipindahkan ke pot yang lebih besar, tanaman dikeluarkan dari pot yang lama, lalu kurangi akar-akar yang sakit, kering, atau busuk. Setelah itu, tanaman dimasukkan ke dalam pot yang baru dengan media yang baru pula.
Post A Comment:
0 comments: